Selasa, 04 November 2008

Penerapan KM di TNI AD

Penerapan KM di TNI AD

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan tuntutan tugas pokok maka penerapan KM di lingkungan TNI AD merupakan suatu keharusan. Penerapan KM ini dapat diawali dari Lembaga Pendidikan (lemdik) TNI AD sebagai "gudang ilmu". Lemdik merupakan garda depan dalam mencetak sumber daya manusia TNI AD. Dari sinilah seluruh personel TNI AD yang mengawaki organisasi dibentuk. Penerapan KM di TNI AD saat ini masih dalam embrio dengan dimulainya sosialisasi dan komputerisasi bahan ajaran di semua Lemdik TNI AD. Diharapkan dengan dibuatnya bahan ajaran menggunakan teknologi informasi maka ketersediaan pengetahuan eksplisit menjadi tidak bermasalah karena tersedia dalam bentuk yang mudah diakses secara cepat dengan bantuan komputer. Dengan adanya akses yang cepat ini maka proses belajar akan menjadi lebih cepat dan efektif. Di samping itu diharapkan akan tumbuh budaya menulis di kalangan guru militer untuk selalu menuangkan ide dan hasil pengembangan ilmunya di dalam suatu tulisan yang dapat dijadikan bahan untuk pengembangan pengetahuan. Karena masih dalam tahap embrio dan baru akan dikembangkan maka perlu mempertimbangkan beberapa hal / langkah untuk implementasinya agar dapat berhasil dengan baik. Langkah-langkah tersebut meliputi :
a. Identifikasi pengetahuan yang ada (baik tacit maupun eksplisit) sehingga dapat diketahui peta pengetahuan dalam organisasi dan proses-proses atau kebiasaan yang terkait dengan pengelolaan pengetahuan.
b. Identifikasi infrastruktur yang ada, kita perlu melihat infrastruktur apa yang telah ada, misalnya koleksi hanjar, perpustakaan, intranet, media komunikasi internal, email, forum diskusi, digital library dan lain-lain. Setelah diperoleh gambaran mengenai proses pengelolaan pengetahuan yang ada dan infrastrukturnya maka kita dapat memulai untuk membangun KM. Apabila KM akan diimplementasikan maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Penerapan teknologi.Pada tahap awal perlu menggunakan teknologi yang tepat, sederhana yang telah ada dan baru kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut. Sebagai misal untuk komputerisasi bahan ajaran dapat menggunakan teknologi sederhana yang biayanya relatif murah seperti menggunakan bentuk portable document format (PDF). Kebetulan software ini (Adobe Acrobat Reader) merupakan software yang dapat di download dengan gratis. Sementara front end nya menggunakan bentuk html yang dapat ditampilkan melalui internet explorer sebagai bagian dari Windows 98 ataupun Windows ME yang dibeli bersamaan dengan komputer baru (preloaded). Dengan demikian maka hal-hal yang berkaitan dengan masalah hak kekayaan intelektual (HAKI) tidak menjadi masalah pada saat awal penerapan KM ini. Setelah KM ini dapat berjalan dan diterima oleh pengguna maka baru kemudian dikembangkan menggunakan teknologi yang lebih baik dan memerlukan biaya yang relatif mahal tetapi sangat menolong bagi perkembangan organisasi.
b. Perubahan Budaya. Dapat dilakukan dengan membuat kebijakan dan anjuran. Ini merupakan hal yang penting karena budaya di TNI AD masih sangat bersifat paternalistik. Sehingga peran pimpinan akan sangat menonjol di dalam pemasyarakatan KM ini. Ini merupakan langkah yang menentukan karena keberhasilan KM merupakan penentu maju mundurnya organisasi.
c. Pembangunan fasilitas untuk berbagi pengetahuan (knowledge exchange). Perlunya dibentuk suatu tempat untuk memungkinkan tumbuh suburnya diskusi. Hal ini merupakan sarana bagaimana pengetahuan itu dapat dibagikan. Fasilitas tersebut sangat penting sebagai tempat dari aktifitas-aktifitas yang penting bagi proses penciptaan pengetahuan dan inovasi yang meliputi knowledge exchange, knowledge capture, knowledge reuse, dan knowledge internalization. Hal ini juga penting karena dapat digunakan sebagai sarana untuk menangkap pengetahuan yang sifatnya tacit.
d. Sosialisasi KM untuk dapat dimanfaatkan oleh seluruh personel. Hal ini merupakan suatu kunci keberhasilan dalam penerapan KM karena apabila KM ini dikenal oleh seluruh personel maka proses untuk menangkap pengetahuan ini akan dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
e. Evaluasi keberhasilan penerapan KM. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran kinerja dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah dilaksanakannya KM.Sejauh Mana Keberhasilan Penerapan Konsep KM di TNI AD?Dari hasil pengenalan kepada semua Danpusdik dan pejabat terkait dengan bidang pendidikan di Mabesad pada rapat koordinasi tanggal 12 Agustus 2003, tampaknya konsep ini akan dapat dilaksanakan. Hal ini karena pada dasarnya setiap lemdik sudah mempunyai bahan ajaran dalam bentuk soft copy, sehingga yang perlu dilakukan adalah menyusun pengetahuan / bahan ajaran tersebut secara lebih sistematis dalam bentuk yang mudah diakses. Selama ini sudah tersedia bahan-bahan tersebut namun untuk dapat membukanya diperlukan keahlian menggunakan komputer (baik itu software pengolah kata, spreadsheet ataupun yang lain). Hal inilah yang menjadikan kendala bagi lemdik. Dengan demikian pada tahap awal yang perlu dilakukan adalah bagaimana membuat pengetahuan tersebut dapat diakses oleh para siswanya tanpa memerlukan pengetahuan komputer (computer literacy). Hal ini dapat dilakukan dengan membuat program kecil yang mampu mengoperasikan secara otomatis (autorun) compact disk (CD) yang dimasukkan ke dalam CD ROM drive komputer. Dengan adanya program kecil ini maka diharapkan para siswa akan mampu mengakses informasi dengan cepat melalui daftar informasi / menu yang ditampilkan oleh komputer dengan syarat yang penting mampu menggunakan mouse komputer.
Untuk menjamin keberhasilannya maka diperlukan suatu upaya untuk mewujudkan dengan melakukan evaluasi dengan disertai asistensi untuk merealisasikan pelaksanaan konsep KM ini. Untuk tahap pertama perlu dilaksanakan pilot proyek di salah satu lemdik. Perlu diyakinkan bahwa penerapan KM ini bisa berhasil sampai dengan implementasi dengan asistensi teknis sampai dengan selesai. Dalam konteks ini penulis optimis akan dapat dilakukan karena pada prinsipnya semua lemdik sudah mempunyai bahan ajaran dan tenaga operator komputer yang mampu mengerjakan tugas untuk menghimpun bahan ajaran dan dirangkaikan menjadi satu kesatuan.
Diharapkan apabila konsep ini dapat diterapkan dengan baik maka setiap siswa akan dapat memperoleh pengetahuan yang selama ini dalam bentuk buku menjadi dalam bentuk CD yang praktis dan mudah diakses. Dengan demikian dalam jangka panjang pengetahuan akan dapat diakses oleh semua siswa dengan lebih baik, dan pihak lemdik dapat mempersingkat waktu pendidikan. Implikasi dari konsep ini adalah lemdik akan dapat menjadi tempat yang lebih baik untuk menumbuhkan semangat kebangsaan karena waktu yang tersedia tidak dihabiskan semuanya untuk memberikan pelajaran yang semuanya sudah dihimpun dalam satu CD, tetapi dapat digunakan untuk memberikan pembekalan materi yang lain dalam rangka pembentukan mental yang lebih baik. Semoga konsep ini dapat dilaksanakan dalam waktu yang tidak lama lagi.


Tidak ada komentar: